Departemen Akuntansi dan Bank Indonesia Selenggarakan the 6th International Accounting Conference

Bertempat di Hotel Tentrem, Yogyakarta Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia bersama Bank Indonesia menyelenggarakan The 6th International Accounting Conference. Acara konferensi internasional yang berlangsung pada 27 hingga 29 Agustus 2017 ini dihadiri oleh 400 orang peserta yang berasal dari Jepang, Malaysia, Australia, Singapura, Cina, Belanda, dan Brazil.

Tema yang diusung dalam konferensi ini adalah β€œThe Growth Game Changer: Digital Economy, Financial Inclusion and Accounting Roles.” Dalam pidato utamanya, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Mirza Adityaswara, menyampaikan bahwa tema ini sangat mutakhir, relevan, dan sejalan dengan agenda BI yakni pemerataan kesejahteraan bangsa melalui pemanfaatan teknologi informasi.

Konferensi ini tidak hanya sebagai sarana bertukar informasi tentang pengetahuan akuntansi di era digital, namun juga sebagai sarana meningkatkan kemampuan dalam pengajaran IFRS sebagaimana yang disampaikan oleh Prof. Susela Devi Suppiah (UNITAR International University). Tidak hanya itu saja, hadir di hari pertama acara adalah Prof. Robert Faff (University of Queensland) yang membagikan ilmu tentang cara yang efektif dan efisien dalam melakukan riset.

Hadir dalam sesi panel hari kedua Eni Panggabean (Kepala Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran Bank Indonesia), Grace Retnowati (Country Manager – MicroSave Indonesia), dan Prof. Dr. John Hutagaol (Direktur Perpajakan Internasional, Direktorat Jendral Perpajakan). Para panelis mengemukakan pentingnya teknologi informasi untuk mendukung strategi pemerintah untuk meratakan kesejahteraan rakyat Indonesia.

Sesi panel pertama hari ketiga diisi oleh Prof. Richard Petty (Board Member, IFAC), Agung Nugroho Sudibyo (Senior Partner, RSM Indonesia), dan Henny Purnawati (Egon Zehnder) mendiskusikan tentang masa depan profesi akuntansi di era digital. Petty menyampaikan bahwa teknologi dapat mempercepat inovasi. Dalam paparannya, Henny menyebutkan bahwa inovasi ini merupakan salah satu hal yang perlu dikelola oleh pemimpin untuk mengoptimalkan potensi organisasi.

Pada sesi kedua Prof. Sidharta Utama (Guru Besar, FEB Universitas Indonesia), Prof. Normah Omar (Universiti Teknologi MARA, Malaysia), dan Prof. Hironori Fukukawa (Hitotsubashi Univeristy, Jepang) mendiskusikan tentang peran teknologi informasi dalam mendukung praktik good corporate governance, tantangan-tantangan terkait pengelolaan risiko, dan strategi memitigasi risiko akuntansi dalam konteks era digital.

Sesi panel terakhir yang menghadirkan Neneng Goenadi (Country Manager, Accenture Indonesia), Erik Koenen (Advisor, Deloitte Consulting), dan Isnaeni Achdiat (Direktur, PT EY Indonesia). Neneng mengemukakan bahwa seorang akuntan harus lebih mengeksplorasi transformasi dan menjadi arsitek alur penciptaan nilai suatu bisnis. Koenen yang lebih banyak berkecimpung di dunia keuangan harus memiliki kekuatan dalam menganalisis data-data keuangan. Perkembangan teknologi juga dapat dimanfaatkan oleh auditor untuk melakukan continuous auditing sebagai konsekuensi dari real time reporting, sebagaimana yang diungkapkan oleh Isnaeni.

Selain menghadirkan pembicara-pembicara yang unggul di bidangnya, the 6th International Accounting Conference juga menggandeng jurnal-jurnal internasional terindeks Scopus sebagai outlet publikasi paper yang dipresentasikan dalam konferensi.

 

Leave a Reply